Minus di Kuartal II, Benarkah Indonesia Resesi?
Tubuh Pusat Statistik (BPS) menulis jika perkembangan Ekonomi di Indonesia pada kuartal II jatuh pada minus 5,32%, Ini berlangsung karena dampak dari Covid-19. Akankah krisis memberikan ancaman Indonesia ?
Mencuplik dari Wikipedia, Krisis disimpulkan untuk situasi dimana produk domestik bruto (GDP) alami pengurangan atau perkembangan ekonomi riil berharga negatif semasa dua kuartal dengan cara beruntun atau lebih satu tahun. Secara singkat krisis ekonomi adalah kelesuan ekonomi. Mengakibatkan berlangsung pengurangan dengan cara simultan atau serempak pada tiap kesibukan di bidang ekonomi. Seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan.
Apakah benar Indonesia krisis ? Kenyataannya Indonesia belum dapat disebutkan krisis sebab pada kuartal I ekonomi Indonesia masing di angka positif sebesar 2,97%.
"Meskipun ekonomi Indonesia minus pada kuartal ke II, tapi kita dengan cara resmi belum disebutkan krisis. Pengertian krisis berlangsung saat perkembangan ekonomi negatif dua kuartal beruntun," papar Direktur Penelitian Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah pada Kompas.com
Dia menerangkan jika Indonesia disebutkan krisis jika berlangsung minus pada kuartal III, ini berlangsung karena berlakunya Limitasi Sosial Bertaraf Besar (PSBB) dalam rencana menahan Covid-19. Fakta itu yang disebutkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati minusnya perkembangan ekonomi Indonesia pemicu intinya ialah PSBB di sejumlah wilayah.
"Kita bersama terus formulasi serta design kebijaksanaan serta meminimalisir negatif dari epidemi pada pekerjaan ekonomi serta bagian keuangan serta bersama memformulasikan kebijaksanaan jika diperlukan perubahan bersamaan yang berlangsung di ekonomi serta bagian keuangan," katanya waktu video conference bersama-sama Komite Kestabilan Skema Keuangan (KSSK) pada Rabu (5/8/2020).
Di sisi lain, Ekonom Indef Tauhid Ahmad menerangkan, kontraksi ekonomi yang minus 5,32% ini membuat pemerintah harus lakukan taktik baru untuk mendesak efek yang semakin besar. Diantaranya, program pertolongan sosial (bantuan sosial) yang diberi pemerintah cukup baik, namun kurang pas target.
"Yang penting itu bantuan sosial yang diberi harus dilaksanakan selekasnya jika sekarang ini bila bantuan sosial digelontorkan serta berbelanja pemerintah naik ini dapat memperlihatkan perekonomian Indonesia dapat sembuh sedikit,"pungkasnya.
Ini bukan bermakna Indonesia bebas dari krisis sebab menurut Piter ekonomi Indonesia bisa disebutkan krisis jika pada kuartal III kelak perkembangan ekonomi Indonesia alami minus. Oleh karena itu perlu peranan penting pemerintah dalam kebijaksanaannya untuk selalu meningkatkan perkembangan ekonomi yang berlangsung di Indonesia.
Efek dari krisis akan menyusahkan semua golongan khususnya di bidang ekonomi. Contohnya saat produksi barang serta layanan turun akan turunkan ekonomi nasional, banyak usaha-usaha gulung tikar sebab daya membeli menurun, serta besarnya PHK akan tingkatkan tingkat pengangguran.
