Indonesia Tak Gentar Lawan Siapapun

 


First leg semi final berjalan pada 28 Desember 2004 di Stadion Gelanggang olahraga Bung Karno, Jakarta. Beberapa pemain dari ke-2  team memakai ban hitam pada lengan dan saat sebelum laga diawali, seluruh pemain dari ke-2  Indonesia Tak Gentar Lawan Siapapun heningkan cipta. Ban hitam dan heningkan cipta ini sebagai bentuk gestur duka cita atas berlangsungnya tsunami besar yang menyebabkan beberapa ribu korban jiwa di Indonesia dan Malaysia 2 hari sebelumnya.

Di partai pertama ini, tim bimbingan Peter Withe kalah 1-2. Gol Indonesia diciptakan oleh Kurniawan Dwi Yulianto di menit keenam. Anak asuh pelatih dari Hungaria, Bertalan Bicskei secara mengagetkan membalasnya lewat 2 gol yang dikandangkan oleh Liew Kit Kong di menit 28 dan 47. Sebuah kekalahan mengagetkan untuk Indonesia. Ingat pada penyisihan group Indonesia tidak pernah kalah dan tidak pernah bungkusukan. Berasa menyakitkan karena kalah atas pesaing kekal.

Kekalahan team garuda waktu itu King88bet tidak mungkin untuk dibalas. Karena sebagian besar orang berpikiran jika kemungkinan kecil Kurniawan dkk bisa meraih kemenangan di kandang musuh. Jika merujuk sejarah juga memang jarang-jarang Indonesia sanggup meraih kemenangan di kandang musuh apa lagi pada sebuah kompetisi. Peninggalan psikis inferior masih tetap benar-benar kuat . Maka jika banyak mulai yang tidak percaya Indonesia akan melesat ke final itu sudah pasti sebuah opini yang logis.

Laga ke-2  berjalan tanggal 3 Januari 2005 di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Indonesia ini kali bungkusukan terlebih dahulu melalui tindakan Khalid Jamlus di menit ke 27. Gol dari Khalid Jamlus ini membuat pesismisme simpatisan Indonesia jadi makin bertambah besar. Kebalikannya anak asuh Bertalan Bicskei ada di atas angin. Rasanya laga seperti telah usai.


Tetapi Peter Withe tidak berserah. Pelatih dari king88bet login alternatif ini masukkan Kurniawan di menit ke-55 untuk gantikan Ismed Sofyan. Penggantian pemain itu membuat Indonesia bermain dengan 3 striker. Pola trisula ini diisikan oleh Boaz Solossa, Ilham Jayakesuma dan Kurniawan Dwi Yulianto. Ketakutan pelatih Malaysia bisa dibuktikan.


Banyak yang memandang kemungkinan kecil untuk menyamai apa lagi mengubah kondisi sesudah ketinggalan 3-1 secara agregat dan waktu yang masih ada kurang dari 90 menit. Ditambah lagi Malaysia terus-terusan memberikan ancaman gawang Hendro Kartiko dan gempuran balasan dari Indonesia ke Malaysia benar-benar kurang.

Postingan populer dari blog ini

A previous Russian paramilitary commander that declared asylum in Norway previously this month has actually been actually apprehended through authorities.

Why has actually Seychelles viewed increasing situation varieties

After a condition at Harrow Fine craft College, she operated as a key college educator